Monday, October 12, 2015

Kisah Klasik di Purwokerto - Solo

Paradiseeker, beruntunglah jika kalian memiliki teman-teman yang asik untuk diajak travelling. Percayalah, itu salah satu bentuk anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Cie bijak.

Seperti teman-teman saya yang merupakan rekan kerja di kantor ini--tapi sebagian lagi temennya temen kantor. Mereka asik dan seru banget buat diajak travelling--terutama backpackeran (baca: bisa diajak susah). Jadi, ceritanya kita mau trip ke Purwokerto, Jogja, Solo, Sidoarjo, Surabaya, Baluran, Banyuwangi, Menjangan dan Kawah Ijen--dalam waktu 9 hari. WUOW! (biar kesannya seru banget)

Bisa dilihat ya dari foto pertama yang gue posting ini, betapa--ada ada saja--kelakuan mereka yang sangat menghibur--dan kadang menyebalkan. Di #TimHorasBah ini ada gue (Kirana), Dias, Petto, Obet, Ochan, Sella, Mira, Anya, Agi dan Awo. 










Di hari pertama, kita mampir ke Purwokerto. Kangen juga sama daerah ini, karena terakhir kali ke sini itu waktu SMP (jamannya kakak gue kuliah di Universitas Soedirman , Purwokerto).

Yang paling gue inget dari daerah ini adalah... APA-APA SERBA MURAH. YEAY! (Siapapun akan mengukur dari uang pada akhirnya)

Maka itu, gue semangat waktu diajak makan di Purwokerto. Kebetulan juga, Purwokerto ini adalah kampung halamannya Obet, sodara-sodara Paradiseeker. Jadi, sekalian deh Obet melepas rindu di sini. Dan doi merekomendasikan satu restoran yang katanya murah dan endes: Ayam Goreng Tantene di Dukuhwaluh.

Bokk, iya ayam gorengnya enakkkk! :3 Harga per porsinya sekitar Rp 15.000 - Rp 20.000. Yang pasti worth it banget untuk rasanya yang endes...


Di restoran Tantene ini ada motor antik yang dipajang di dalamnya. Dan tentunya spot ini sangat Instagramable banget kan ya... Jadilah, CEKRIK! (siapa pun akan artsy pada akhirnya)



Lanjut kata, setelah kenyang dan dipuaskan oleh nikmatnya ayam goreng Tantene, kita semua menuju ke Goa Maria Purwokerto. Awalnya nggak terbayang seperti apa sih tempatnya--karena gue sengaja nggak mau googling. Biar surprise.

Hmm.. ternyata..

CANTIK BANGET tempatnya (!)

Sayangnya kita ke sana kemalaman sih. Padahal mau lihat versi terangnya juga dari Goa Maria ini. Walaupun mungkin pas malam hari lebih cantik karena banyak lampu-lampu yang menghiasi dan memperindah tempat ini.







Akhirnya, jam 7 malam kita cabut dari Goa Maria yang supercantik itu. Rencana selanjutnya adalah mampir ke Jogja untuk beli souvenir. Tapi.... mampirin Jogja hanya menjadi wacana semata, karena semua penghuni ELF pulas tertidur dan sang Sopir pun tak tega membangunkan kita semua. HAHAHA. Kesel.

Tapi it's ok, karena masih ada Solo yang tak kalah menariknya. Pas banget pagi-pagi sampe di Solo, ternyata lagi ada Car Free Day. Yeayyy... 

Awalnya.. gue sudah membayangkan banyak jajanan di Car Free Day ini.

Etapi... ternyata dugaan gue salah :') wong Solo ini kayaknya nggak sekonsumtif anak Jakarta yah. Hahaha. Sepi jajanan (!) Cuma ada segelintir gerobak jajanan yang mangkal. Itu pun jaraknya lumayan jauh-jauh. 


Setelah menelusuri trotoar sepanjang lokasi Car Free Day, akhirnya gue memutuskan untuk membeli sosis bakar. Horay! Sebagai pecinta sosis, sangat membahagiakan sekali bisa melihatnya di antara segelintir penjual makanan yang amat sedikit itu. Dan kalau diamati, ternyata sosis bakar lagi hits banget di Solo--kala itu di Jakarta belum sehits sekarang ini.

Soal rasanya? Yaa.. sewajarnya rasa sosis bakarlah :D enak-enak aja. Harganya sih yang memuaskan. Di Solo itu satu porsi sosis yang GUEDE banget cuma Rp 15.000- Rp 20.000. Mantab kan? Dan yang gue beli ini cuma Rp 8.000 saja... Hihi



Jadi, karena Car Free Day-nya sepi jajanan, #TimHorasBah memutuskan untuk segera mencari penginapan. Rasa lelah dan kantuk yang luar biasa membuat kita membayangkan kasur dengan keempukannya yang memanjakan punggung ini, Paradiseeker! Ini punggung rasanya kalo ditowel--sama Ade Rai--bisa patah kayaknya.

Setelah 1-2 jam nyari penginapan, kita berhasil menemukan sebuah penginapan sederhana--yang lupa untuk difoto kala itu--karena saking lelahnya hahaha... Per malamnya hanya Rp 150.000 lho. Yang di kamar cewek pake AC dan ada bathtubnya :3 lumayan bangetlah dengan harga segitu.

Kelar bersih-bersih, #TimHorasBah menyelonjorkan badan sejenak di kasur. 2 jam kemudian, barulah kita kulineran di Solo. Aaaaaa... nggak sabar! Gue beneran rindu makanan enak setelah perjalanan panjang yang menguras energi.

Waktu itu, kita direkomendasikan untuk menuju ke Warung Selat Mba Lies. Hmmm... dari namanya aja udah terdengar unik ya! Dalam hati gue "pasti makanannya ada-ada aja nih bentukannya". Dan ternyata.... dari tampilannya pun, warung ini unik sekali (!) Ada banyak benda kuno dan antik yang menghiasi seluruh warung yang cantik ini. Tentu saja, para aktivis Instagram seperti Ochan dan Agi sangat menyukai warung ini :D





Menu apa sih yang jadi andalan Warung Selat Mbak Lies ini? Taddaaa, ini dia... SELAT BISTIK! Pasti kalian bertanya-tanya "Apa itu Selat Bistik? Bagaimana rupanya? Rasanya gimana? Kalo difoto buat Instagram bagus nggak?". *Abaikan yang terakhir*

Jadi, Selat Bistik itu perpaduan dari irisan daging sapi, telur pindang, wortel, kentang goreng, buncis, selada, bawang merah dan mayones jawa. Rasanya unik dan enak! Terkadang kan yang unik itu belum tentu cocok di lidah ya ;) Tapi Selat Bistik ini enak kok. Hanya aja porsinya kurang besar bagi yang makannya harus porsi kuli--terutama para lelaki, seperti Dias contohnya.

Good news-nya adalah... harga Selat Bistik ini hanya Rp 10.000 ajaaaa! *DUAR DUAR DUAR* *Serpihan kertas warna-warni berjatuhan* 


Sudah dikenyangkan oleh menu-menu andalan Warung Selat Mbak Lies, selanjutnya tujuan #TimHorasBah adalah mengunjungi pasar kaget Solo. Wooohoooo! Gue sudah membayangkan bakalan banyak jajanan dan perintilan murah meriah di tempat ini... :)

Kali ini bayangan gue tepat! Beneran banyak jajanan dan perintilan murah meriah di pasar kaget ini, gaesss! Cinta nih kalo begini. Dan lagi-lagi... gue jajan sosis bakar di sini. Banyak banget sosis bakar bertebaran. Hihi. 

Kayaknya ya terakhir kali gue ke pasar kaget tuh pas SMP kelas 1 deh. Jadinya girang banget pas bisa ke pasar kaget lagi--dan terlebih karena di luar kota. Suasananya memang beda banget deh. Di sini lebih tertib :D atau mungkin ini hanya ilusi semata karena kegirangan. Hahaha.

Yang jelas ya, momen berharga ini pastinya tak membuat gue lupa untuk foto-fotoin wahana di sana. Happy!



Ini dia nih, satu wahana yang sangat menarik perhatian gue dan anggota #TimHorasBah lainnya! Wahana TONG STAND! :D Ada yang pernah ke wahana ini, Paradiseeker? 


Wahana TONG STAND ini menarik banget karena bakalan ada bikers yang nunjukkin aksinya di sebuah tong raksasa. Bikers bernyali itu bakalan ngiterin dinding-dinding tong raksasa. Wuihhh... seru! Berita F*rh*t Abb*s sama R*gina doang mah kalah seru.

Lebih serunya lagi, ternyata bikers bernyali yang bakalan unjuk gigi kali ini tuh salah satunya wanitahhh. Salut sama Mbaknya! Nih, bisa dilihat ya gimana gagahnya si Mbak yang satu ini mengelilingi dinding tong!





Nah... Ini dia para penonton yang tercengang dengan keberanian si Mbaknya :)) *Itu saya yang di ujung sana dengan muka khawatir akan keadaan mbaknya*


Puas dengan aksi si Mbak Tong Stand dan berfoto-foto di pasar kaget Solo, #TimHorasBah pun berniat kembali ke penginapan. Sebelumnya sih kita sempat makan malam dulu di suatu angkringan. Namun, karena batere HP dan Digicam sudah sakaratul, jadinya nggak kefoto deh. Mungkin juga baterenya cepat habis karena kualat udah fotoin Anya, Ochan, Agi, Awo dan Obet secara saat mereka terlelap tidur :'D


Okelah. Sekian kisah klasik di Purwokerto - Solo. Nantikan kisah perjalanan #TimHorasBah selanjutnya ya! Perlu diketahui bahwa kisah ini adalah based on true story dan bukan merupakan fiktif belaka. Ada pun kesamaan nama dan tokoh memang benar-benar sama pada kenyataannya. Bye, Paradiseeker! :)


Saturday, October 10, 2015

Bali - Lembongan: Meet the Residents of the Sea

Bali itu identik dengan pantai... dan lautannya yang luar biasa indah untuk dinikmati. Setuju, para penikmat alam? Dan salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan pantai dan lautnya (setidaknya menurut gue) adalah di Lembongan. Entahlah ya, gue sangat jatuh hati dengan pulau mungil ini :')

So far... Crystal Bay, Mangrove Point dan Manta Point jadi spot-spot snorkeling yang paling digemari--mungkin oleh hampir semua wisatawan--di Lembongan. Terutama Crystal Bay, karena riak airnya yang tenang dan ikannya yang bervariasi banget (!) Nah, tapi Manta Point nggak kalah asiknya, Paradiseeker! Di sini--jika beruntung--lo bisa ketemu sama Manta Ray yang legendaris... Seru? Udah pasti! Pas ketemu om dan tante Manta, kalah deg-degannya sama ketemu calon mertua. Ciegitu :p



Nah, ini nih boat yang mengantarkan gue dan suami ke spot-spot snorkeling di Lembongan. Bapaknya itu baik banget lhooo... Gue bayar buat 2 spot snorkeling, tapi sama beliau dianterin ke 3 spot snorkeling. Aheyyy (!!) Bonusnya adalah ke Mangrove Point :) Gue selalu mendoakan rezeki si Bapak ini dilancarkan dan beliau menjadi pengusaha yang mencintai lingkungan hidup. Amin ya Pak ya...


Ketika lagi asik menelusuri Crystal Bay.. tetiba ngegepin dua sejoli lagi memadu kasih di lautan. Mesra-mesraan kok di laut sih, Mas-Mba Ikan? -___- 
*Lalu, mereka menjawab "Ya menurut ngana?!"



Udah siap ketemu sang Bintang di Lembongan, Paradiseeker?! Ini diaaaa... si Manta Ray yang gue beri nama Alfonso Delgusto Marcianoputo Labraska Labreski Palalo Palalo. Cakep yaaaa :") Beneran gemeteran lho ketemu si Alfonso ini...

Gue dan suami menikmati waktu di Manta Point ini sekitar 15-20 menit lah. Karena para Manta Ray susah dikejarnya untuk dimintai foto--apalagi tanda tangan. Jadi, kalian harus gesit untuk mendapatkan fotonya :) Nah, berhubung susah dapetin fotonya, ini yang gue pamerin satu aja ya (siapapun akan pelit pada waktunya) hahaha...


Doain ya, semoga gue berkesempatan ketemu lagi dengan si Alfonso dan teman-temannya di Lembongan tahun depan. Bye, Paradiseeker!